Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2017

Kisah Nabi Muhammad Dengan Pengemis Buta

Alkisah.. Di sudut pasar Madinah Al-Munawarah seorang pengemis Yahudi buta, hari demi hari apabila ada orang yang mendekatinya ia selalu berkata "Wahai saudaraku jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya kalian akan dipengaruhinya". Setiap pagi Rasulullah SAW mendatanginya dengan membawa makanan, dan tanpa berkata sepatah kata pun Rasulullah SAW menyuapi makanan yang dibawanya kepada pengemis itu walaupun pengemis itu selalu berpesan agar tidak mendekati orang yang bernama Muhammad. Rasulullah SAW melakukannya setiap hari hingga menjelang Beliau SAW wafat. Setelah kewafatan Rasulullah tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari Abu Bakar r.a berkunjung ke rumah anaknya Aisyah r.ha. Beliau bertanya kepada anaknya, "anakku adakah sunnah kekasihku yang belum aku kerjakan", Aisyah r.ha menjawab pertanyaan ayahnya, "Wahai ayahan

Dakwah Ramah

Di suatu daerah, pernah terjadi konflik antar-elite politik yang memberi izin sebuah pementasan seni, tetapi para tokoh agama menganggap kesenian itu tidak layak dipentaskan di kota tersebut. Kedua kelompok memasuki labirin konflik yang sarat kontradiksi dengan cara melontarkan argumentasi yang berbeda menurut perspektif masing-masing. Reaksi keras itu merupakan bentuk protes dan keprihatinan yang wajar dari para ulama sebagai pemegang otoritas keagamaan. Mereka merasa bertanggung jawab untuk melakukan apa yang disebut dalam term Islam sebagai amar makruf nahi munkar, yakni mengajak manusia kepada jalan kebaikan dan mencegah manusia dari hal-hal yang munkar (buruk, jahat, dan lain-lain). Sedangkan, pihak aparat mengatakan telah ada kesepakatan dari berbagai pihak untuk menggelar pementasan tersebut. Kekuatan Logika atau Logika Kekuatan?. Penulis sendiri tidak terlalu peduli tentang gagal atau tidaknya pementasan tersebut. Tetapi, perdebatan yang berkembang tentang pementasan

Nilai Sebutir Nasi

Dalam perjalanan mencari ilmu, Habib Lutfi Bin Yahya Pekalongan berjumpa dengan seorang Kiai Sepuh. Habib muda terheran-heran ketika menyaksikan akhlak Kiai Sepuh yang luar biasa. Yakni, ketika makan ada butiran nasi yang terjatuh lalu dipungut dan dikembalikan ke piring untuk dimakan kembali. "Kenapa harus diambil, Kiai. Kan cuma nasi sebutir," ujar Habib muda penasaran. "Lho, jangan dilihat sebutir nasinya. Apa kamu bisa bikin nasi sebutir ini, bahkan seper seribu menir saja?". Terdiamlah Habib muda. Kiai sepuh melanjutkan, "Ketahuilah pada saat kita makan nasi, sesungguhnya Gusti Allah telah menyatukan banyak sekali peran. Nasi itu namanya Sego Bin Beras Bin Gabah Al Pari. Mulai dari mencangkul, menggaru, meluku, menanam benih, memupuk, menjaga hama hingga memanen ada jasa banyak sekali orang. Kemudian mengolah gabah menjadi beras, dari beras menjadi nasi juga banyak sekali peran hamba Gusti Allah di sana." Baca Juga : Dakwah Ramah &q

Baju Dan Akhlak Yang Dipamerkan

Kita sering melihat orang-orang berlomba-lomba menggunakan baju yang bagus yang mahal dan yang serba wah atau ber-merk, tapi Simbah Yai selalu berpakaian seperti layaknya orang biasa. Bisa dikatakan gak ada bedanya dengan orang jualan bakso, buruh pabrik atau sales kaos kaki. "Kalau saya datang dengan berpakaian jubah sorban, memang tidak ada salahnya. Cuma saya takut semua orang akan berkesimpulan bahwa saya lebih pandai daripada yang lain. Lebih parah lagi, kalau mereka berkesimpulan bahwa saya lebih alim. Kalau itu tidak benar, itu kan namanya 'penipuan', kata Simbah Yai. "Kalaupun memang benar, apakah akhlak itu untuk dipamerkan kepada orang lain (melalui pakaian)? Ora oleh to? Maka semampu-mampu saya, berpakaian seperti ini untuk mengurangi potensi 'penipuan' saya kepada Sampeyan. Sampeyan tidak boleh mendewakan saya, me-Muhammad-kan saya, meng-habib-kan saya, karena saya adalah saya karena Allah menjadikan saya sebagai saya dan tidak karena ya

13 Kesalahan Bahasa Tubuh Orang

Tanpa disadari, bahasa tubuh memainkan peran penting dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa gerakan tubuh sederhana dalam interaksi santai dengan orang asing hingga pertemuan formal dengan rekan kerja, bisa mengungkap siapa Anda sebenarnya. Bagi orang-orang percaya diri dan sukses, bahasa tubuh yang positif cenderung sudah menjadi bagian dari mereka. Namun, barangkali tak sedikit dari Anda yang belum menyadari bahwa gestur-gestur di bawah ini sebaiknya dihindari: Berikut adalah 13 kesalahan bahasa tubuh yang paling umum dilakukan oleh kebanyakan orang 1. Membungkuk adalah tanda tidak hormat. Ini menandakan bahwa anda bosan dan tidak punya keinginan untuk berada di tempat anda berada. Anda tidak akan pernah memberitahu atasan anda, "Saya tidak mengerti mengapa saya harus mendengarkan Anda," tetapi jika anda membungkuk, anda tidak perlu bicara cemikian-karena tubuh anda telah mengatakan itu untuk anda dengan keras dan jelas apabila anda membungkuk. 2. Gerakan berle

Sebenarnya, Orang Kecil Adalah Orang Besar

KEBANYAKAN orang kecil adalah orang besar. Mereka bukan hanya berhati tabah, bermental baja dan berperasaan terlalu sabar, tapi juga berkemampuan hidup yang luar biasa. Mereka sanggup dan rela berjualan beberapa botol air untuk penghidupan primernya. Kita pasti juga sanggup berjualan seperti itu, tapi tidak rela. Orang kecil mampu menjadi kenek angkutan, menjadi satpam, menjadi tukang parkir atau menjadi pembantu rumah tangga seumur hidup. Sedangkan kita tidak mampu dan tak akan pernah bisa membuktikan bahwa kita sanggup menjadi kenek atau satpam atau pembantu rumah tangga seumur hidup. Baca Juga : Mendapatkan Uang Dengan Alasan Bisa Bersedekah Mereka ikhlas untuk tak boleh terlalu memikirkan harapan dan masa depan. Sementara kita selalu memamerkan harapan dan masa depan yang kita suarakan seakan-akan berlaku untuk mereka, padahal hanya berlaku untuk kita. Mereka adalah orang-orang besar yang berjiwa besar. Mereka senantiasa siap menjalankan perintah kita dan menyesu

Harus Bagaimana Aku?

Salah satu jenis kelemahan manusia adalah kecenderungan terlalu gampang percaya atau terlalu mudah tidak percaya. Masih mending kalau mau mengkritik: tulisannya susah dipahami, harus dibaca dua tiga kali baru bisa sedikit paham. Aku menjawab protes itu:"Sampeyan ompong ya?" "Kok ompong. Maksudnya?" "Kalo ompong ndak punya gigi, harus makan makanan yang tidak perlu dikunyah. Orang ompong ndak bisa makan kacang, bahkan krupukpun hanya di-emut. Kalau orang punya gigi, dia bisa menjalankan saran dokter: kalo makan kunyahlah 33kali baru ditelan. Sekedar makanan, harus dikunyah sampai sekian banyak kali agar usus tidak terancam dan badan jadi sehat. Lha kok tulisan, ilmu, informasi, wacana-maunya langsung ditelan sekali jadi." "Coba Sampeyan pandang Indonesia yang ruwet ini. Wong kalo Sampeyan mengunyahnya seribu kalipun belum tentu Sampeyan bisa paham. Segala ilmu sosial, ilmu politik, ilmu ekonomi dan kebudayaan mandeg dihadang keruwetan Indo

Hamba Yang Tak Punya Rasa Malu

Apa benar perekonomian kalian memuji Aku? Apa benar gedung-gedung kalian, kantor-kantor kalian, pertimbangan dan keputusan kalian, sepak terjang kalian-memuji Aku? Kalian berdzikir "Wa lailaha ilallah" Tiada Tuhan selain Allah Hai hambaKu, apa benar Akulah yang kalian tuhankan? Apa benar Aku faktor primer dalam bagian strategi sejarah kalian? Apa benar Aku yang nomor satu di dalam kerangka akal dan susunan pikiran kalian? Apa benar cinta kalian mendasar kepadaKu? Apa benar Aku sedang menarik hati kalian, dibanding uang, keuntungan dan kekuasaan dunia? Kalau Aku ikut Kontes Idola, apakah kalian kirim sms untuk memenangkan Aku? Kalian berdzikir "Allahu Akbar" Allah Maha Besar, Allah Maha Besar Wahai hamba-Ku, apa tanda kebesaranKu di negeri penyembah berhala yang kalian bangga-banggakan ini? Di bagian mana dari kebudayaanmu, Di sebelah mana dari langkah politikmu Di sudut mana dari gedung-gedung megah industrimu Yang mencerminkan keunggulan

Apakah Aku Termasuk Golongan Penghujat?

Jika kita sudah terbiasa sholat dan beribadah, namun masih ada sombong dan selalu menganggap orang lain lebih rendah dari kita, maka mungkin kita perlu merenungkan kembali ibadah yang kita lakukan. Mungkin kita perlu bertafakkur, jangan-jangan teriakan "Allahu akbar" yang pada hakikatnya untuk memisahkan kita dari kepentingan duniawi justru kita jadikan alat justifikasi untuk memenuhi ambisi duniawi dan hawa nafsu, jangan-jangan kita memperalat ibadah kita demi tujuan duniawi, jangan-jangan kita berteriak Allahu akbar sebagai dalil bahwa kitalah yang paling benar dan paling paham ajaran Allah dimuka bumi sehingga berhak berbuat sesuka hati dan menghalalkan segala cara, atau, jangan-jangan kita termasuk golongan orang yg bertakbir, membesar-besarkan ego dan kesombongan kita sendiri?? Jika idealnya ucapan Allahu akbar adalah pernyataan pengakuan lahir batin akan kekerdilan kita, kelemahan kita, dan kesaksian kita bahwa kita senantiasa bergantung pada Allah dalam segal

Menyatukan Apa Yang Biasa Kita Sebut Perbedaan

Salam Damai Negeri Indonesiaku, Negeri Dimana aku terlahir, Negeri yang mengajarkanku tentang makna “Perbedaan”. Tiga hari yang lalu tepatnya tanggal 22 Desember 2016 telah genap 21th usiaku. Selama 21 tahun ini aku merasa bangga dan selalu bangga karena dilahirkan di tanah yang penuh Fitrah ini. Negeriku memiliki banyak Ras, Suku, Bahasa dan Agama, alangkah sejuk hati ini ketika melihat sesuatu yang berbeda namun tetap satu tujuan yaitu menjaga ketentraman NKRI. Akan tetapi miris hati ini ketika ada golongan atau ormas tertentu memaksakan kehendaknya kepada orang lain entah itu Islam, Kristen, Hindu ,Budha, Konghuchu, apalagi disertai tindak anarkis, tawuran, ricuh dan sebagainya. Baca Juga : Harus Bagaimana Aku? Almarhum kakek saya Kyai. Zainudin (Mantan Pengurus Ponpes Darul Falah, Bendungrejo, Berbek, Nganjuk) pernah dawuh kepada para santrinya dan kebetulan saya juga ada disitu, beliau berkata “Warna memiliki macam warna, memang berbeda tapi apabila di campur satu persa